Salam bagimu wahai para pencinta
Firman Tuhan. Saya berdoa anda semua selalu dalam keadaan waras. Amin? Hehe.
Dalam video ini saya akan
membagikan pengertian dari tiga istilah yang harus diketahui oleh para pembelajar
Alkitab seperti Anda yang kece-kece ini. Apa saja tiga istilah itu?
Simak terus ya. (intro)
Sebelum lanjut saya ingin
ingatkan, bagi yang belum subscribe, silahkan tekan gambar muka di kiri bawah
saya ini….
Nah, Tiga istilah yang saya
maksud ialah: Hermeneutik, Eksegesis, dan Eksposisi. By the way, waktu saya
hendak mempersiapkan materi ini, saya mencari-cari di sudut-sudut ruangan dunia
maya, apakah ada materi tentang yang akan saya bicarakan ini, dan hasilnya…
ternyata banyak. Kemudian saya memilih untuk memakai materi yang telah ditulis
dengan sangat baik oleh seorang teolog yang cukup terkenal akhir-akhir ini,
yang menurut saya tidak diragukan lagi keilmuannya, yaitu bapak Deky Nggandas.
Jangan
kuatir, Saya sudah meminta izin beliau untuk membagikan tulisannya dalam video
kali ini. Nanti cek link tulisannya di deskripsi yaa.
Baik, kita mulai saja tanpa
berlama-lama.
Pertama,
istilah Hermeneutik.
Istilah
hermeneutik
berasal dari kata bahasa Yunani: hermeneuo,
yang secara literal berarti: “menyampaikan [sebuah pemikiran atau keinginan]”;
“menjelaskan [sebuah ucapan]”; “menerjemahkan [sesuatu dari satu bahasa ke
bahasa lainnya]”. Secara historis, kata ini berhubungan dengan nama dewa Hermes
dalam mitologi Yunani. Dewa Hermes adalah dewa yang bertugas menyampaikan
berita atau menjelaskan hasil keputusan para dewa di khayangan bagi manusia.
Dewa ini juga disinyalir sebagai dewa ilmiah, penemuan, kefasihan bicara, seni
tulis, dsb.
Memang
sejak zaman kuno, kata hermeneutik
sudah dipakai dalam arti “menafsir” atau “memberikan penjelasan
[terhadap sesuatu yang tidak atau kurang jelas]”. Meski begitu, baru pada abad
17 Masehi, kata ini digunakan sebagai istilah teknis yang merujuk kepada
teori-teori penafsiran, ketika kata bahasa Latin: hermeneutica dipakai dalam arti ini.
Kalau
begitu, apa pengertian hermeneutik dalam hubungan dengan menafsirkan Alkitab? Ini sudah pernah saya
singgung dalam video sebelumnya: https://youtu.be/0-NfjfJlFE8.
Jadi perlu ditegaskan bahwa secara
teknis, kata ini jika dihubungkan dengan penafsiran Alkitab, memiliki tiga
aspek pengertian yang berbeda namun berkaitan erat, yaitu: Pertama, hermeneutik sebagai ilmu.
Dalam aspek ini, kata hermeneutik digunakan dalam arti ilmu yang mempelajari
tentang proses penafsiran Alkitab. Proses penafsiran ini mencakup:
langkah-langkah atau hukum-hukum atau metode-metode atau prinsip-prinsip yang
dijadikan acuan dalam penyelidikan dan penafsiran Alkitab. Kedua, hermeneutik sebagai seni.
Dalam hal aspek ini, yang ditekankan adalah pengembangan kecakapan atau
ketrampilan seorang penafsir sehingga makin lama makin cakap dan terampil dalam
menafsirkan Alkitab. Dan ketiga,
hermeneutik sebagai
sebuah tindakan spiritual. Pemahaman dari aspek ini adalah bahwa
hermeneutik bukan sekadar sebuah ilmu dan proses pengembangan kecakapan
menafsir, melainkan juga dibutuhkan untuk pertumbuhan rohani si penafsir
termasuk pertumbuhan rohani komunitas Kristen secara umum.
Kedua,
Eksegesis.
Istilah
berikut yang berkaitan erat dengan hermeneutik adalah istilah eksegesis (Exegesis).
Kata ini berasal dari kata bahasa Yunani: eksegeomai
(bnd. Yoh. 1:18; Kis. 10:8; 15:12, 14; 21:19). Secara literal, kata ini berarti
“menggali keluar” atau “memimpin keluar” (to lead out).
Dalam
hubungan dengan penasiran Alkitab, eksegesis berarti penerapan langkah-langkah
atau metode-metode atau prinsip-prinsip hermeneutik dalam menemukan arti atau maksud mula-mula dari si
penulis kepada pembaca mula-mula dari teks yang hendak ditafsirkan
[perhatikan penekanan saya pada kata-kata yang dimiringkan]. Definisi ini
merujuk kepada dua hal, yaitu: Pertama,
eksegesis adalah penerapan
dari hermeneutik. Hermeneutik adalah ilmunya sedangkan eksegesis adalah
penerapan dari ilmu tersebut. Kedua,
fokus dan tujuan penyelidikan eksegesis adalah mencari tahu atau menemukan
maksud atau arti mula-mula
dari penulis kepada pembaca mula-mula (what
it meant). Fokus ini merupakan sebuah keharusan karena Alkitab
memang ditulis bagi
(for) kita
tetapi tidak untuk (to) kita. Maksudnya,
Alkitab ditulis pada satu masa atau jaman tertentu yang tentu penulisannya
berkait dengan masa atau jaman yang bersangkutan.
Pada
umumnya, para ahli membagi langkah-langkah eksegesis menjadi dua bagian, yaitu:
Pertama,
langkah-langkah umum (ada juga yang menyebutnya: “Hermeneutik Umum” – General Hermeneutics); dan
kedua,
langkah-langkah khusus (ada yang menyebutnya: “Hermeneutik Khusus” – Special Hermeneutics).
Yang dimaksud dengan langkah-langkah umum adalah langkah-langkah yang dapat diterapkan
pada semua kitab di dalam Alkitab. Sedangkan yang dimaksud dengan
langkah-langkah khusus adalah langkah-langkah yang hanya bisa diterapkan sesuai
dengan jenis sastra (genre) dari teks yang hendak ditafsirkan. Lain kali kita bahas kedua kategori langkah eksegesis ini.
Ketiga, Eksposisi.
Istilah eksposisi dalam hubungannya dengan
penafsiran Alkitab merujuk kepada aplikasi kontemporer (masa kini) atas dasar
hasil penyelidikan eksegesis yang sudah dilakukan (what it means). Eksposisi itu biasanya dapat
berupa, misalnya: devosi (saat teduh pribadi) dan khotbah (sermonic).
Kesimpulan
(Bagaimana hubungan ketiganya?)
Untuk melihat hubungan mereka
bertiga… (haha… kayak cinta segitiga kah?)
Coba lihat bagan ini:
Bagan
di atas menekankan sebuah urutan yang penting dalam penafsiran Alkitab.
Pertama-tama, seorang penafsir harus melakukan eksegesis. Setelah itu, atas
dasar hasil penyelidikan eksegetis tersebut, barulah si penafsir boleh menarik
aplikasi atau signifikansi atau penerapannya untuk kebutuhan masa kini. Jadi,
dari eksegesis baru ke eksposisi. Tidak boleh dibalik!
Begitulah Cara Waras Belajar
Kitab Suci (CAWABEKIS). Bagaimana menurut Anda semua? Berilah komentar pada
kolom komentar. Tidak perlu sungkan.
Saya Pieter Sunkudon. Sampai
Jumpa.
No comments:
Post a Comment