Jika pada tujuh video sebelumnya dalam
serial CAWABEKIS ini, terkesan sangat teoritis dalam hal menjelaskan tentang
metode atau cara mempelajari Alkitab, mulai episode kedelapan ini dan
seterusnya, saya jamin akan terdengar lebih praktis. Sebab memang tujuh video
sebelumnya itu merupakan pengantar dari pelajaran tentang cara menemukan apa yang dimaksud oleh Alkitab. Oh ya, jika Anda
benar-benar telah mengikuti serial ini sejak awal, dan masih menyimak sampai
pada video episode kedelapan ini, itu berarti Anda benar-benar ingin tahu cara
mempelajari Alkitab. Anda benar-benar Bible
Lover. Pencinta Firman sejati. Apresiasi saya kepada Anda.
Kembali pada judul kita kali ini, yang mana
tentu pertanyaannya ialah, apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan agar
kita dapat memahami teks Alkitab dan tidak membuang-buang waktu karena
menerapkan langkah-langkah yang keliru dan tak berujung ataupun menemukan
kesimpulan yang salah. Sebab Alkitab telah memperingatkan bahwa, “20 Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab
Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, 21 sebab tidak pernah nubuat
dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang
berbicara atas nama Allah (2 Pet.
1:20-21).” Itulah sebabnya langkah-langkah
yang tepat itu mutlak bagi para pembelajar firman.
Adapun
jaminan dari pada menerapkan metode yang tepat dalam mempelajari teks Alkitab
ialah, kita akan segera mendekati maksud penulis atas tulisannya serta tahu apa
yang Tuhan ingin kita lakukan berdasarkan teks tersebut. Paling tidak ada tiga
langkah besar yang harus kita lakukan dalam mempelajari Alkitab. Yakni,
Pertama, Pengamatan (observasi). Kedua, Penafsiran (interpretasi). Dan Ketiga,
Aplikasi. Kita akan membicarakan langkah-langkah ini secara terperinci. Namun
mari terlebih dahulu kita berkenalan secara ringkas dengan mereka bertiga ini.
Langkah
Pertama: Pengamatan (Observasi). Artinya, suatu usaha mencari data atau fakta
Alkitab untuk dipakai sebagai bahan bukti penafsiran. Pertanyaan logis yang
diajukan dalam langkah ini ialah, “apakah yang saya lihat di sini?” Ingat,
sekali lagi, di sini kita baru masuk pada pengamatan.
Langkah
Kedua: Penafsiran (Interpretasi). Arti Penafsiran atau interpretasi ini ialah,
suatu usaha mencoba mengupas arti yang dimaksudkan oleh pengarang melalui
kalimat-kalimat yang dituliskannya. Pertanyaan yang diajukan dalam langkah
kedua ini ialah, “apakah yang dimaksudkan pengarang?” Dalam kedua langkah
inilah kita dapat menemukan apa yang disebut Pak Benny Solihin sebagai “Amanat
Teks.”[1]
Langkah
Ketiga: Penerapan (Aplikasi). Langkah Penerapan ialah suatu usaha mentaati apa
yang telah kita amati dan tafsirkan. Pertanyaan yang diajukan dalam langkah ini
ialah, “apakah yang harus saya lakukan berdasarkan arti dari bagian Alkitab
ini?” Hal berkaitan dengan penjelasan dalam video sebelumnya, tentang
“hermeneutik sebagai tindakan rohani.” (anda dapat melihatnya kembali jika
lupa).
Nah,
tiga langkah ini harus dilakukan dalam urutan tertentu karena satu langkah
merupakan dasar untuk langkah yang berikut dan semua langkah ini harus dikerjakan
dengan baik kalau kita ingin mencapai sasaran, yaitu pengertian yang benar akan
isi Alkitab. Dengan begitu kita tidak akan membuang-buang waktu lagi dalam
usaha memahami Alkitab.
Begitulah
CAWABEKIS (Cara Waras Belajar Kitab Suci). Kita tentu akan membahas ketiga
langkah ini secara lebih terperinci dalam video-video selanjutnya. Silahkan
subscribe jika belum, komentar anda juga penting, serta bagikanlah kepada
teman-teman agar mereka juga menjadi Pencinta Firman seperti Anda. Itu semua
akan membantu saya terus berbagi melalui Channel ini.
Saya
Pieter Sunkudon. Sampai jumpa dalam video selanjutnya. Tuhan Yesus memberkati
Anda semua. Amin
lihat video: Langkah-langkah Waras Belajar Alkitab.
Ket:
[1]
Metode yang dibagikan ini
merupakan metode yang diajarkan di Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia
Yogyakarta dan STTII lainnya yang tersebar di Nusantara. Baik yang susun oleh
Greg Gripentrog, dalam Diktat Kuliah: Metode Mempelajari Alkitab, ataupun oleh
Saparman, dalam Belajar Alkitab: Cara dan
Contoh (Yogyakarta: STTII Press, 2014). Beberapa kutipan lainnya adalah
tambahan dari saya sendiri (Pieter G.O. Sunkudon).
No comments:
Post a Comment