Langkah-langkah Waras Belajar Alkitab #02
Sekarang kita akan melihat tentang apa saja yang harus dilakukan dalam langkah pertama, dari tiga langkah besar dalam mempelajari Alkitab secara induktif. Yakni langkah-langkah dalam melakukan pengamatan teks. Semoga Anda masih ingat Tiga Langkah besar dalam mempelajari Alkitab. Apa saja? Ya, Pengamatan (observasi), Penafsiran (interpretasi), dan Penerapan (aplikasi). Itu semua akan membuat para pencinta firman tidak berputar-putar dalam kebingungan ataupun lari dari pengertian yang sebenarnya.
Sekarang kita akan melihat tentang apa saja yang harus dilakukan dalam langkah pertama, dari tiga langkah besar dalam mempelajari Alkitab secara induktif. Yakni langkah-langkah dalam melakukan pengamatan teks. Semoga Anda masih ingat Tiga Langkah besar dalam mempelajari Alkitab. Apa saja? Ya, Pengamatan (observasi), Penafsiran (interpretasi), dan Penerapan (aplikasi). Itu semua akan membuat para pencinta firman tidak berputar-putar dalam kebingungan ataupun lari dari pengertian yang sebenarnya.
Baik,
kita langsung saja. Sebagai pelajar-pelajar Alkitab, kecakapan pertama yang
harus kita kuasai adalah melatih otak kita untuk mengamati dengan teliti apa
yang ada dalam sebuah nats dalam Alkitab. Lihatlah firman Tuhan dalam Markus
8:18, “18 Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan
kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi.”
Mengapa hal ini
penting? Sebab kalau pengamatan kita tidak lengkap atau tidak tepat ada
kemungkinan besar bahwa penafsiran dan penerapan kita tidak akan lengkap atau
tidak tepat. Bukankah kita dapat menemukan orang-orang yang kurang lengkap
dalam pengamatan di sekitar kita?
Nah, langkah
pertama dalam proses pengamatan adalah: Berdoa. Doa merupakan pengakuan akan
keterbatasan diri sendiri dan permintaan kepada Allah untuk menolong
keterbatasan itu. Pemazmur berkata, “19 Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu
terhadap aku… 30 Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan
hukum-hukum-Mu di hadapanku. 31
Aku telah berpaut pada peringatan-peringatan-Mu, ya TUHAN, janganlah membuat
aku malu. 32 Aku akan
mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab Engkau melapangkan hatiku. 33 Perlihatkanlah kepadaku, ya
TUHAN, petunjuk ketetapan-ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat
terakhir. 34 Buatlah aku
mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan
segenap hati. (Mzm. 119:19, 30-34).”
Untuk permohonan
tersebut, Tuhan telah menjanjikan penyediaan Penolong. Mari lihat Yoh. 16:12-15,
“12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu,
tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan
memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari
diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan
dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. 14 Ia akan memuliakan Aku, sebab
Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. 15 Segala sesuatu yang Bapa punya,
adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterimanya dari pada-Ku.” (Masih ingatkan,
pelajaran tentang iluminasi?)
Setelah kita
meminta pimpinan Roh Kudus, langkah berikutnya ialah, pilihlah teks. yang, mempunyai satu unit pikiran. Ini
bukan soal panjang/pendeknya nats yang akan kita pelajari, tetapi lebih kepada
suatu bagian Alkitab yang menyampaikan sebuah kebenaran rohani tunggal. Bagian
itu bisa merupakan nats yang panjang, bisa juga sebuah nats yang pendek. Hal
ini bertujuan agar kita lebih terfokus dalam pengamatan. Masih ada beberapa hal
lagi mengenai memilih teks namun untuk kebutuhan kita kali ini, menurut saya
ini yang paling pokok.[1]
Apabila teks yang
akan dipelajari sudah ditetapkan, lanjutkanlah dengan membacanya. Bacalah nats yang akan diselidiki berkali-kali. Berapa
kali? Berkali-kali. Ini tahap pengenalan yang merupakan pengenalan akan isi
nats. Nah, ingat bahwa, semua nats itu terkait dengan yang namanya konteks.
Jadi bacalah konteks dari teks itu dulu. Apa itu konteks? Konteks teks yang
saya maksud di sini adalah bagian-bagian sebelum dan sesudah bagian yang mau
kita pelajari. Membaca konteks ini sangatlah penting, ibarat ingin mengenal
seseorang, kita harus pelajari latar belakangnya dulu. Begitu pula dalam hal
mengenal isi Alkitab. Tahapan sederhananya begini, kalau mengamati ayat,
bacalah paragrafnya, kalau mengamati paragraph, baca pasalnya, dst.
Bacalah
berulang-ulang sampai Anda dapat menguasai konteksnya dan mengingat isinya
bahkan sedapat mungkin menghafalkannya. Nah, persoalan banyak orang ialah,
menjadikan momentum membaca Alkitab hanya semacam rutinitas demi memenuhi kuota
agamawi mereka. Tidak heran ada yang berprinsip, “yang penting sudah baca. Ngak
ngertipun ngak apa.” Weleh?! Apakah kita
tidak tau apa yang terjadi jika firman itu tidak dipahami? Tuhan Yesus berkata,
19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang
Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang
ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan
(Mat. 13:19).”
Begitulah
Cara Waras Belajar Kitab Suci (CAWABEKIS). Sampai di sini dulu, silahkan
terapkan langkah-langkah ini, kita akan lanjutkan dalam video berikutnya.
Imanuel.
No comments:
Post a Comment