Search This Blog

Friday, November 29, 2019

LANGKAH PENGAMATAN: BERDOA, PILIH, BACA | #cawabekis #eps.009


 Langkah-langkah Waras Belajar Alkitab #02
Sekarang kita akan melihat tentang apa saja yang harus dilakukan dalam langkah pertama, dari tiga langkah besar dalam mempelajari Alkitab secara induktif. Yakni langkah-langkah dalam melakukan pengamatan teks. Semoga Anda masih ingat Tiga Langkah besar dalam mempelajari Alkitab. Apa saja? Ya, Pengamatan (observasi), Penafsiran (interpretasi), dan Penerapan (aplikasi). Itu semua akan membuat para pencinta firman tidak berputar-putar dalam kebingungan ataupun lari dari pengertian yang sebenarnya.
                  Baik, kita langsung saja. Sebagai pelajar-pelajar Alkitab, kecakapan pertama yang harus kita kuasai adalah melatih otak kita untuk mengamati dengan teliti apa yang ada dalam sebuah nats dalam Alkitab. Lihatlah firman Tuhan dalam Markus 8:18, “18 Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi.
                  Mengapa hal ini penting? Sebab kalau pengamatan kita tidak lengkap atau tidak tepat ada kemungkinan besar bahwa penafsiran dan penerapan kita tidak akan lengkap atau tidak tepat. Bukankah kita dapat menemukan orang-orang yang kurang lengkap dalam pengamatan di sekitar kita?
                  Nah, langkah pertama dalam proses pengamatan adalah: Berdoa. Doa merupakan pengakuan akan keterbatasan diri sendiri dan permintaan kepada Allah untuk menolong keterbatasan itu. Pemazmur berkata, “19 Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu terhadap aku… 30 Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.  31 Aku telah berpaut pada peringatan-peringatan-Mu, ya TUHAN, janganlah membuat aku malu.  32 Aku akan mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab Engkau melapangkan hatiku.  33 Perlihatkanlah kepadaku, ya TUHAN, petunjuk ketetapan-ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir.  34 Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.  (Mzm. 119:19, 30-34).
                  Untuk permohonan tersebut, Tuhan telah menjanjikan penyediaan Penolong. Mari lihat Yoh. 16:12-15, “12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.  13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.  14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.  15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.” (Masih ingatkan, pelajaran tentang iluminasi?)
                  Setelah kita meminta pimpinan Roh Kudus, langkah berikutnya ialah, pilihlah teks. yang, mempunyai satu unit pikiran. Ini bukan soal panjang/pendeknya nats yang akan kita pelajari, tetapi lebih kepada suatu bagian Alkitab yang menyampaikan sebuah kebenaran rohani tunggal. Bagian itu bisa merupakan nats yang panjang, bisa juga sebuah nats yang pendek. Hal ini bertujuan agar kita lebih terfokus dalam pengamatan. Masih ada beberapa hal lagi mengenai memilih teks namun untuk kebutuhan kita kali ini, menurut saya ini yang paling pokok.[1]
                  Apabila teks yang akan dipelajari sudah ditetapkan, lanjutkanlah dengan membacanya. Bacalah nats yang akan diselidiki berkali-kali. Berapa kali? Berkali-kali. Ini tahap pengenalan yang merupakan pengenalan akan isi nats. Nah, ingat bahwa, semua nats itu terkait dengan yang namanya konteks. Jadi bacalah konteks dari teks itu dulu. Apa itu konteks? Konteks teks yang saya maksud di sini adalah bagian-bagian sebelum dan sesudah bagian yang mau kita pelajari. Membaca konteks ini sangatlah penting, ibarat ingin mengenal seseorang, kita harus pelajari latar belakangnya dulu. Begitu pula dalam hal mengenal isi Alkitab. Tahapan sederhananya begini, kalau mengamati ayat, bacalah paragrafnya, kalau mengamati paragraph, baca pasalnya, dst.
                  Bacalah berulang-ulang sampai Anda dapat menguasai konteksnya dan mengingat isinya bahkan sedapat mungkin menghafalkannya. Nah, persoalan banyak orang ialah, menjadikan momentum membaca Alkitab hanya semacam rutinitas demi memenuhi kuota agamawi mereka. Tidak heran ada yang berprinsip, “yang penting sudah baca. Ngak ngertipun ngak apa.”  Weleh?! Apakah kita tidak tau apa yang terjadi jika firman itu tidak dipahami? Tuhan Yesus berkata, 19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan (Mat. 13:19).”
                  Begitulah Cara Waras Belajar Kitab Suci (CAWABEKIS). Sampai di sini dulu, silahkan terapkan langkah-langkah ini, kita akan lanjutkan dalam video berikutnya. Imanuel.


[1] Lihat Solihin, 7 Langkah, 49-53.

No comments:

Post a Comment