Search This Blog

Tuesday, October 1, 2019

CAWABEKIS (Cara Waras Belajar Kitab Suci) eps. 001_intro

silahkan klik tautan di bawah ini untuk melihat video dari tulisan ini:
https://youtu.be/R-EnTgRJDyo
            Beberapa bulan yang lalu, Juni 2019 tepatnya, saya dipanggil untuk melayani di seminar kepada anak-anak muda, sebagai salah satu pembicara. Bersama saya, ada juga beberapa pembicara lain dalam seminar yang dilangsungkan tiga hari tersebut. Di antara kami ada seorang anak muda, yang dapat dikatakan sebagai “pembicara utama,” menurut CV-nya ia adalah seorang yang begitu disiplin dalam hal rohani, seperti membaca Alkitab 10 pasal setiap hari, berdoa berjam-jam, telah melayani sejak usia 9 tahun, bahkan terlibat dalam pelayanan sejak usia 6 tahun. “Wow!” begitulah kira-kira ekspresi saya mendengar itu semua. Sampai di sini, saya merasa sangat bersukacita, apabila ada orang-orang muda yang memberi diri untuk dipakai Tuhan dalam memberitakan Kabar Baik kepada semua orang. Saya teringat kepada nabi Samuel yang telah diserahkan oleh ibunya sejak kecil di bait Allah, sehingga TUHAN memakai dia sejak kecil (1 Samuel 1 – 3).
Kembali kepada pembicara muda tadi. Dan tibalah saatnya beliau menjalankan tugasnya sebagai pembicara saat itu. Untuk mempersingkat kisah saya tentang orang ini, saya katakan perasaan saya saja, setelah mendengarnya berbicara, kecewa. Kenapa? Sebab ia begitu jauh dari ekspektasi. Ia lari dari tema, isinya jauh dari standar metodologi penelaahan Alkitab, bahkan penyampaiannya lemah. Poin saya di sini bukanlah ingin merendahkannya secara personal, tetapi hanya saja muncul pertanyaan besar dalam benak saya, jika ia mengaku telah melayani begitu lama, berapa banyak orang yang telah dibawanya ke dalam penyimpangan pemahaman teologi? Dan bagaimana jika dia tidak sendirian? Kemungkinan besar ada banyak anak muda Kristen yang demikian. Semangat rohani yang berapi-api namun pemahaman Alkitab yang minim.
Bayangkan apabila semangat rohani yang menyala-nyala itu diimbangi dengan kebenaran Alkitab. Menurut saya, pemahaman teologi dan kekudusan hidup dapat diibaratkan seorang yang mengendarai sepeda, kuncinya ialah keseimbangan. Jika Anda berat sebelah maka Anda tentulah akan jatuh. Saya yakin, semangat rohani yang demikian jika diimbangi dengan pengetahuan teologi yang “mumpuni,” maka akan menjadi senjata yang sangat kuat untuk membawa Kabar Baik kepada semua orang.
Nah, inilah tujuan saya membuat video ini, dan Deo Volente (atas perkenanan Tuhan), video-video selanjutnya. Sebab sejak hari itu, sepertinya ada beban baru dalam hati saya untuk memberi kontribusi yang bersifat global, agar rekan-rekan anak muda yang serupa itu mendapat masukan positif. Diperlengkapi untuk pelayanan pendamaian yang Tuhan percayakan kepada kita, murid-murid-Nya.
Alasan kedua, mengapa saya berbagi melalui video, adalah karena melihat betapa serangan-serangan dari pihak orang bukan Kristen, yang begitu sistimatis, terstruktur dan massive terhadap iman Kristen. Ada masalah serius dalam cara mereka memahami Alkitab. Merekapun perlu diberi petunjuk tentang bagaimana memahami Alkitab. Yakni dengan metodologi yang benar. Dengan demikian saya dapat melaksanakan firman Tuhan dalam 2 Korintus 10:5,  5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.”
Puji kepada Allah yang telah berfirman mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana (Kej. 11:6), sehingga Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim, dapat mendirikan YouTube; Mark Zuckerberg dkk mendirikan Facebook; bahkan Kevin Systrom dan Mike Krieger yang mendirikan Instagram.
Kita sekarang telah tiba di zaman yang tidak terbatas ruang dan waktu dalam berbagi informasi. Saya membayangkan, bagaimana Tuhan bekerja secara sistematis, terstrukur dan masiv juga, dalam menolong kita melaksanakan Amanat Agung-Nya. Di sepanjang sejarah kita telah menyaksikan bagaimana Dia menyediakan bahasa Internasioal, mulai dari Funisia, Aram, Yunani, Inggris, bahkan bahasa persatuan kita, Indonesia untuk mempermudah pengkomunikasian Injil. Bagaimana Tuhan menyediakan sarana transportasi untuk perjalanan para misionari, sekarang Dia “menyediakan” internet untuk pekerjaan ini.
Dan kita masih saja membuat alasan? Saat kita mengeluh karena bahasa yang berbeda, Ia memberikan bahasa yang dapat dipahami banyak orang, ketika kita mengeluh dengan perjalanan yang sulit, Dia menyediakan sistem transportasi, sekarang apa lagi yang akan kita katakan setelah diberikannya internet? Kabar Keselamatan di dalam Yesus haruslah sampai ke ujung bumi, berapa dan apapun harganya. Itulah alasan ketiga mengapa program ini kami buat.
Jika anda masih waras, ekh… maaf, maksud saya masih penasaran dengan video-video selanjutnya, silahkan subscribe, lalu apabila kuota masih cukup, share-lah kepada teman-teman Anda. Yesus Kristus, Penguasa Jagad Raya itu, kiranya memberkati Anda. Amin.

Anda menyaksikan serial terbaru di dunia maya, dan tentu terkeren (meski hanya di pikiran saya). CAWABEKIS (Cara Waras Belajar Kitab Suci). 
Saya: Pieter Sunkudon.

No comments:

Post a Comment