Search This Blog

Friday, December 13, 2019

Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang | Pahit Getirnya Tema Natal Tahun Ini (2019)


Persahabatan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Persahabatan menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan, afeksi dan perasaan. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme, yakni perhatian terhadap kesejahteraan orang lain melebihi diri sendiri.[1]

                  Oh, betapa indah dan idealnya pesahabatan itu. Sungguh nyaman rasanya jika kita sesama anak bangsa, di negeri yang kaya dengan dengan keberagaman ini menjalin persahabatan satu dengan lainnya. Di sinilah kita akan tumbuh semakin besar dan kokoh. Kita akan sanggup menghadapi berbagai halang-rintang dalam pembangunan negeri. Itu pasti!

                  Sayangnya, angan tentang persahabatan itu seketika dihentikan oleh frase yang mengekor di belakang kalimat tema natal 2019 ini. Frase apakah itu? Ya, frase “bagi semua orang.” Tiga kata yang dapat saja membatalkan semua angan kita, tentang hubungan ideal antar sesama penghuni bumi yang fana ini. Sebab menjadi sahabat memang indah, memang ideal, tetapi “bagi semua orang?” Hal yang demikian rasanya hampir mustahil. Pahit & getir rasanya, ketika berhadapan dengan realita. Bahkan Sidharta Gautama, seorang pemuka Agama itu berkata, Dengan orang-orang bodoh, tidak ada persahabatan. Lebih baik seseorang hidup sendiri daripada hidup dengan para lelaki egois, angkuh, pemberontak, dan kepala batu.[2] Siapakah yang rela bersahabat dengan orang yang mempersekusi diri atau kelompoknya? Siapakah yang akan melapangkan hati terhadap para penganiaya, panghujat, bahkan pemfitnahnya? Maka seorang manusia, dalam keterbatasan naturnya akan menjawab, “tak seorangpun. Akupun tidak!”
[video]
                  Memang, tidak ada yang akan rela menjadikan orang jahat sebagai sahabat. Menjadi sahabat bagi orang-orang yang baik, aku rela, tetapi bagi orang kejam? Namun sesungguhnya, orang Kristen tidak punya pilihan. Mereka harus meneladani Tuhan dan Raja mereka, Yesus Kristus, Putera Natal itu,

yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,  7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.  8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Flp. 2:6-8)

Yesus Kristus, yang oleh-Nya, Allah mendamaikan diri-Nya dengan orang-orang berdosa (2 Kor. 5:19). itupun berkata, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu (Mat. 5:44).” Benarkan? orang Kristen tidak punya pilihan. Selain menjadi sahabat bagi semua orang. Itulah yang dikehendaki Tuannya.

                  Jadi, sebagai orang Percaya, kita tidak akan mengarahkan pandangan kita ke kiri atau kanan sembari bertanya “siapakah yang pantas beroleh kasih persahabatan dariku?” Bukan! Bukan itu pertanyaannya, melainkan menengadah ke langit lalu bertanya, “bagaimana aku sanggup menjadi sahabat bagi semua orang?”. Hanya itu pilihan kita.

                  Apakah ini mustahil? Tentu saja tidak. Kita percaya berita Natal itu, kita percaya Firman-Nya, “sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk. 1:37).” Firman-Nya membimbing kita untuk menyanggupinya. Demikianlah kita harus tinggal di dalam Yesus (Yoh. 15:4); membiarkan Bapa membersihkan kita dari segala hal yang tidak berguna (Yoh. 15:2); dan terus berserah kepada Roh Kudus (Yoh. 15:26,27), sampai kita mencapai tujuan Allah. Jadilah Sahabat Bagi Semua Orang.

Selamat Natal 2019 & Tahun Baru 2020.
Imanuel.


[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Persahabatan
[2] https://jagokata.com/kata-bijak/kata-persahabatan.html?page=2

No comments:

Post a Comment