Search This Blog

Monday, April 13, 2020

Yesus Bangkit, Harapan Ada! (Yoh. 20:1-31)

https://youtu.be/Plk9ACtg0aQ

Pendahuluan.   Sebelum membahas tentang kebangkitan Yesus, saya pikir penting untuk terlebih dahulu menegaskan kembali beberapa fakta sehubungan dengan itu, sebab sejak awal, musuh-musuh Tuhan berusaha untuk menyangkal fakta historis tentang Kebangkitan. Dan akhir-akhir ini terkesan isu palsu itu digencarkan kembali oleh sekelompok orang. Mungkin Anda mengenali mereka.
Saya mengutip dari keterangan seorang peneliti bernama Lee Strobel, ia mengemukakan 4 kategori yang membuktikan kebangkitan Yesus: Pertama, bahwa Yesus benar-benar mati. semua sarjana di muka bumi ini mengakui bahwa Yesus benar-benar mati setelah penyaliban, bahkan Jurnal Asosiasi Medis Amerika menerbitkan sebuah studi medis ilmiah tentang bukti kematian Yesus, mereka mengatakan, “sangat jelas beratnya bukti menunjukan bahwa Yesus sudah mati, bahkan sebelum ditusuk lambungnya.” Bahkan seorang sarjana Perjanjian Baru yang ateis, Gerd Ludeman mengatakan, “secara historis, tidak dapat disangkal bahwa Yesus mati.”
Kedua, bukti dari catatan-catatan awal, tentang kebangkitan Yesus. Selama ini, kita telah melestarikan kredo Kristen yang paling awal, kredo/pengakuan ini yang didasarkan pada saksi-saksi mata kebangkitan Yesus. Penanggalan kredo ini telah dilakukan kembali oleh para sarjana, bahwa hal itu hanya beberapa bulan setelah kematian Yesus. Itu sama halnya dengan kita mengakui bahwa, virus corona menyebar dari Wuhan sejak akhir tahun 2019 yang lalu, dan kita semua tahu itu adalah fakta.
Ketiga, bahwa kubur-Nya benar-benar kosong. Ini adalah bukti terbaik yang kita punya, bahkan para lawan Yesus mengakui bahwa, kuburnya memang kosong. Mereka tidak menolak bahwa kubur kosong, mereka hanya berusaha menyebar dusta, bagaimana kubur itu bisa kosong. Mereka bilang, “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.Pernyataan ini tidak masuk akal, karena jika mayat itu dicuri oleh pengikut-Nya, bagaimana mereka melakukannya? Makam itu dijaga oleh tentara Romawi dan batu itu disegel oleh segel Romawi resmi. Selain itu, para murid-Nya tidak percaya bahwa Ia akan dibangkitkan dari kematian; musuh-musuh-Nya yang mengingat kata-kata-Nya (Mat 27: 62-66 63_”dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit”). Mereka tentu tidak akan mengambil mayat-Nya! Jika teman-temannya tidak bisa mencuri mayat itu, dan musuh-musuh-Nya tidak mau, lalu siapa yang mengambilnya?
Keempat, adanya para saksi mata. Biasanya tentang sejarah kuno, kita hanya akan menemukan satu atau dua sumber utama. Tetapi tentang kebangkitan Yesus ini, kita memiliki kurang lebih sembilan sumber utama, dari dalam dan dari luar Perjanjian Baru. Hal ini menguatkan dan mengkonfirmasi keyakinan murid-murid yang bertemu Kristus yang bangkit. Atau mungkin ada yang mengatakan para murid memiliki semacam "hayalan" tentang Tuhan yang bangkit dan menafsirkannya sebagai bukti untuk Kebangkitan. Tetapi mereka tidak berharap melihat-Nya, dan itu bukan jenis persiapan psikologis dari mana halusinasi dibuat. Ditambah lagi, bagaimana bisa lebih dari 500 orang mengalami halusinasi yang sama pada saat yang sama? ( 1 Kor. 15: 6).
Jadi mengenai kebenaran bahwa, Yesus bangkit dari kematian, secara faktual berdasarkan semua bukti, tidak ada lagi yang tersisa untuk menyangkalinya, kecuali dusta.
Sekarang, ada hal yang lebih penting untuk menjadi bahan refleksi kita orang percaya, bagaimana kebangkitan Yesus ini mempengaruhi hidup kita hari-hari ini? Kemarin Pdt. Dr. Noor Anggraito, di laman FBnya menulis sebuah pernyataan dengan pertanyaan dibagian akhir, kira-kira begini “Paskah kemenangan pasti tiba, masih adakah harapan?” Bukankah ini adalah pertanyaan yang agak sulit kita cerna hari-hari ini? Kita menguatkan keyakinan dengan berkata, “masih ada harapan” tetapi nampaknya di depan kita itu tak terlihat sama sekali. Bahkan mungkin ada di antara kita yang berkata, “harapan” apa itu? Mari kita lihat bagaimana fakta Kebangkitan Yesus ini mempengaruhi para murid mula-mula?
I.                    Kebangkitan Yesus Mengubah Air Mata Jadi Sukacita (Maria Magdalena_ Yoh. 20:1-18)
Biasanya ketika orang Yahudi berduka, kerabat terdekat akan tetap berkabung di rumah selama tujuh hari; Maria Magdalena, adalah seorang perempuan yang dibebaskan oleh Tuhan Yesus dari tujuh roh jahat yang merasukinya (Luk. 8:2), yang sejak peristiwa itu menjadi salah seorang murid yang begitu setia melayani. Diapun tengah bersedih karena peristiwa ini. Seperti halnya keluarga, mungkin ia juga akan tetap berada di dalam rumah seandainya tidak perlu menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai karena sabat (19:42). Jadi pagi itu ia bergegas untuk melihat Yesus yang telah dibaringkan dalam kubur. Betapa terkejutnya ia setelah mendapati batu penutup telah terguling dan kubur itu kosong. “Kemana tubuh Tuhanku?” Tanyanya. Rasanya belum hilang rasa sedih karena penyaliban-Nya, kini bahkan melihat tubuh itupun dia tak bisa.
Bagi orang yang pernah kehilangan seorang yang dikasihi, mungkin tidak terlalu sulit untuk membayangkan rasa sedih Maria dari Magdala ini. Perhatikanlah bagaimana ia “berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,” sehingga bahkan suara Yesus pun sempat tak dikenalinya. Yohanes menulis dalam 20:15-16, Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."  Namun seketika suasana penuh kesedihan itu berubah saat ia menyadari bahwa orang yang yang berbicara itu adalah Yesus. “16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.
Dalam Novel berseri karya C.S. Lewis yang berjudul, “The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe,” kini novel tersebut sudah difilemkan, ada sebuah adegan yang menceritakan kematian Aslan, karena menggantikan Edmund. Kala itu, Lucy & Susan begitu bersedih sehingga menunggui mayat Aslan hingga pagi, namun ketika fajar tiba-tiba jasad Sang Aslan hilang, dan sesaat kemudian Aslan muncul kembali dan nampak lebih kuat dari sebelumnya. Sungguh adegan yang menggetarkan hati.
Pernahkah Anda membayangkan, ditinggal seseorang dan berpikir bahwa dia tak mungkin kembali, namun tiba-tiba dia muncul di hadapan kita? Atau mungkin kita punya seseorang yang kita kasihi namun berada di suatu tempat yang jauh, lalu suatu hari, tanpa memberi kabar dia memberi kejutan dengan muncul begitu saja? Tentulah ada rasa bahagia yang meluap dari dalam hati bukan? Begitulah kira-kira perasaan seorang murid Yesus terhadap kebangkitan.
Memang banyak hal yang dapat saja membuat kita bersedih hari-hari ini, kehilangan orang yang kita kasihi misalnya. Nah, kebangkitan Yesus menunjukan kepada kita bahwa Dia tidak takluk kepada maut. Dia sanggup mengalahkannya. Bukankah sangat masuk akal jika Diapun sanggup membangkitkan kita ataupun orang yang kita kasihi dari kematian? Hanya percayalah kepada-Nya dan jangan bersedih lagi.
II.                  Kebangkitan Yesus Mengubah Ketakutan Jadi Keberanian (10 Murid_Yoh. 20:19-23)
Bukan hanya kesedihan yang meliputi para murid kala itu, melainkan ketakutan juga, lihat saja bagaimana dikatakan tentang mereka, “Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"  20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.  21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."  22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.  23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada. (Yoh. 20:19-23)”
Dalam peristiwa ini ada beberapa hal, yakni, pertama, ada persekutuan yang luar biasa. Kedua belas murid itu, kecuali Yudas dan Thomas, dikumpulkan dan disatukan oleh sebuah komunitas yang berminat kepada Mesias. Mereka mempertaruhkan diri untuk pensiun dari kurangnya simpati dari luar, dan dari rasa takut terhadap orang-orang Yahudi. Ada kegembiraan di antara mereka dengan laporan-laporan tentang Kebangkitan.
Kedua, munculnya Tamu Ilahi. Dia tampil secara: Ajaib, Tidak terduga, membawa Shalom, salam damai sejahtera, sapaannya menyentuh akor memori. Dan tidak dapat dielakkan. "Dia menunjukkan kepada mereka tangan-Nya!"
Ketiga, kita melihat adanya sukacita yang tiba-tiba. Artinya, dari suasana yang mencekam lalu berubah drastis karena pertemuan dengan Yesus. Ketegangan mereka berakhir; Ketakutan mereka hilang; Harapan redup mereka terwujud; Keyakinan mereka pada nubuatan-Nya digenapkan; Kesenangan mereka sebagai masyarakat-Nya diperbarui; Kepercayaan mereka pada misi Ilahi-Nya dihidupkan kembali.
Keempat, tentu inilah tujuan Yesus bagi murid-murid, agar mereka menjadi saksi. Ada mandat suci yang dipercayakan. Kristus -Lebih lengkap mengulangi ucapan-Nya sebelumnya; Menginstruksikan mereka untuk mengabdikan hidup mereka pada deklarasi pikiran Allah, dan penerbitan Injil pengampunan bagi orang-orang yang bersalah; Menambahkan martabat pada tugas mereka dalam membandingkannya dengan misi-Nya sendiri; kemudian memberikan kualifikasi yang diperlukan: Memberikan kuasa rohani kepada pemberita Injil dan memberi rahmat dan berkat kepada pendengar yang setia.
Kebangkitannya telah mengubah ketakutan menjadi keberanian dan kepercayaan diri yang penuh kepada para murid. Sekarang tidak ada lagi yang menakutkan bagi mereka. Tidak heran mereka relakan segalanya, bahkan nyawa demi kesaksian tentang kebangkitan Yesus dari antara orang mati.
Roma 8:35-39  35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?  36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."  37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.  38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,  39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Sekarang, apakah yang sedang menakutimu? Masa lalumu kelam? Atau masa kini yang melelahkan? Atau mungkin juga masa depan yang tampak suram? Saya ingin memberi tahu ini: Yesus bangkit, harapan ada. Dia ada bersama dengan kita kapan dan di manapun karena Dia Allah Imanuel. Allah yang menyertai umat-Nya. Jangan takut lagi.
III.                Kebangkitan Yesus Mengubah Keraguan Jadi Keyakinan (Thomas_Yoh. 20:24-31)
Dalam kisah sebelumnya, nampaknya Thomas absen dari pertemuan, entahlah kemana dia saat itu. Setelah dia kembali dan memperoleh informasi dari kesepuluh temannya, iapun tak dapat mempercayainya, “Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yoh. 20:25).
Rupanya Thomas adalah, seorang yang melankolis. Ia melihat secara konstitusional dan kebiasaan di sisi gelap, Thomas lebih suka berjalan di sisi jalan yang teduh (Yohanes 11:16). Penilaian yang lambat. Tomas tidak pernah melakukan perjalanan lebih cepat daripada pengertian atau alasannya, dan ia tidak pernah tergesa-gesa dalam membuat keputusan (Yohanes 14: 5). Ia juga adakah orang yang pikirannya kritis. Thomas suka mencari hal-hal lebih dalam, untuk melihat sebelum dia percaya (ver. 25). Ia punya spirit yang berani. Dia tidak takut menghadapi bahaya dan kematian dan untuk Tuannya (Yohanes 11:16), meskipun panik, seperti yang lain, dia meninggalkan Kristus dan melarikan diri. Ia juga hati yang teguh. Setelah ia yakin terhadap sebuah penilaian, hatinya tidak pernah ragu lagi, seperti dalam peristiwa ini. Tomas menjawab tegas “Ya Tuhanku dan Allahku!
Bukankah banyak orang seperti Tomas, mungkin Anda adalah salah satunya, Tuhan Yesus tidak berkeberatan membuktikan kebangkitan-Nya kepada Tomas, tetapi ada kritik yang dilontarkan-Nya kepada Thomas, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya. Yoh. 20:29.”
Ada yang pernah bilang begini, “keselamatan dalam Kristen enteng sekali ya” hanya percaya saja sudah selamat. Saya ingin bertanya, jawablah dengan jujur, “benarkah percaya saja itu mudah?” banyak kali bahkan orang yang sudah Kristen sejak dalam kandungan, sulit untuk percaya. Mulai dari percaya bahwa kematian Yesus cukup dan sempurna untuk menyelamatkan mereka, hingga mempercayai bahwa Yesus sanggup mengerjakan mujizat pada masa kini. Benarkah enteng untuk percaya? tidak kawan. Untuk percaya, kita butuh keberanian yang sangat besar.
Kebangkitan Yesus telah mengubah Tomas yang ragu-ragu menjadi yakin sepenuhnya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allahnya. Tuhan dan Allah kita. Dari dampak kebangkitan ini kita melihat penekanan penulis dalam setiap peristiwa, pada Maria, menekankan kasih; pada 10 murid pada pengharapan; dan pada Tomas pada iman. Apakah ini terdengar tidak asing bagi Anda? Iya kita sangat familiar dengan ketiganya, iman, pengharapan, dan kasih. Tetaplah menaruh pengharapan dalam Kristus yang telah bangkit itu.
Amin.