Pendahuluan. Sebelum membahas tentang kebangkitan Yesus,
saya pikir penting untuk terlebih dahulu menegaskan kembali beberapa fakta
sehubungan dengan itu, sebab sejak awal, musuh-musuh Tuhan berusaha untuk
menyangkal fakta historis tentang Kebangkitan. Dan akhir-akhir ini terkesan isu palsu itu digencarkan kembali oleh
sekelompok orang. Mungkin Anda mengenali mereka.
Saya mengutip dari keterangan seorang peneliti bernama Lee Strobel, ia
mengemukakan 4 kategori yang membuktikan kebangkitan Yesus: Pertama, bahwa
Yesus benar-benar mati. semua sarjana di muka bumi ini mengakui bahwa Yesus
benar-benar mati setelah penyaliban, bahkan Jurnal Asosiasi Medis Amerika
menerbitkan sebuah studi medis ilmiah tentang bukti kematian Yesus, mereka
mengatakan, “sangat jelas beratnya bukti menunjukan bahwa Yesus sudah mati,
bahkan sebelum ditusuk lambungnya.” Bahkan seorang sarjana Perjanjian Baru yang
ateis, Gerd Ludeman mengatakan, “secara historis, tidak dapat disangkal bahwa
Yesus mati.”
Kedua, bukti dari catatan-catatan awal, tentang kebangkitan Yesus.
Selama ini, kita telah melestarikan kredo Kristen yang paling awal,
kredo/pengakuan ini yang didasarkan pada saksi-saksi mata kebangkitan Yesus.
Penanggalan kredo ini telah dilakukan kembali oleh para sarjana, bahwa hal itu
hanya beberapa bulan setelah kematian Yesus. Itu sama halnya dengan kita
mengakui bahwa, virus corona menyebar dari Wuhan sejak akhir tahun 2019 yang
lalu, dan kita semua tahu itu adalah fakta.
Ketiga, bahwa kubur-Nya benar-benar kosong. Ini adalah bukti terbaik
yang kita punya, bahkan para lawan Yesus mengakui bahwa, kuburnya memang
kosong. Mereka tidak menolak bahwa kubur kosong, mereka hanya berusaha menyebar
dusta, bagaimana kubur itu bisa kosong. Mereka bilang, “Kamu harus
mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika
kamu sedang tidur.” Pernyataan
ini tidak masuk akal, karena jika mayat itu dicuri oleh pengikut-Nya, bagaimana
mereka melakukannya? Makam itu dijaga oleh tentara Romawi dan batu itu disegel
oleh segel Romawi resmi. Selain itu, para murid-Nya tidak percaya bahwa Ia akan
dibangkitkan dari kematian; musuh-musuh-Nya yang mengingat kata-kata-Nya (Mat
27: 62-66 63_”dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu
hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit”). Mereka
tentu tidak akan mengambil mayat-Nya! Jika
teman-temannya tidak bisa mencuri mayat itu, dan musuh-musuh-Nya tidak mau,
lalu siapa yang mengambilnya?
Keempat, adanya para saksi mata.
Biasanya tentang sejarah kuno, kita hanya akan menemukan satu atau dua sumber utama. Tetapi tentang kebangkitan Yesus ini, kita
memiliki kurang lebih sembilan sumber utama, dari
dalam dan dari luar Perjanjian Baru. Hal ini menguatkan dan mengkonfirmasi
keyakinan murid-murid yang bertemu Kristus yang bangkit. Atau mungkin ada yang mengatakan para murid memiliki semacam "hayalan"
tentang Tuhan yang bangkit dan menafsirkannya sebagai bukti untuk Kebangkitan.
Tetapi mereka tidak berharap melihat-Nya, dan itu bukan jenis persiapan
psikologis dari mana halusinasi dibuat. Ditambah lagi, bagaimana bisa lebih dari 500 orang mengalami
halusinasi yang sama pada saat yang sama? ( 1 Kor. 15: 6).
Jadi mengenai kebenaran bahwa, Yesus bangkit dari kematian, secara
faktual berdasarkan semua bukti, tidak ada lagi yang tersisa untuk
menyangkalinya, kecuali dusta.
Sekarang, ada hal yang lebih penting untuk menjadi bahan refleksi kita
orang percaya, bagaimana kebangkitan Yesus ini mempengaruhi hidup kita
hari-hari ini? Kemarin Pdt. Dr. Noor Anggraito, di laman FBnya menulis sebuah
pernyataan dengan pertanyaan dibagian akhir, kira-kira begini “Paskah
kemenangan pasti tiba, masih adakah harapan?” Bukankah ini adalah pertanyaan
yang agak sulit kita cerna hari-hari ini? Kita menguatkan keyakinan dengan
berkata, “masih ada harapan” tetapi nampaknya di depan kita itu tak terlihat
sama sekali. Bahkan mungkin ada di antara kita yang berkata, “harapan” apa itu?
Mari kita lihat bagaimana fakta Kebangkitan Yesus ini mempengaruhi para murid
mula-mula?
I.
Kebangkitan Yesus Mengubah Air Mata Jadi Sukacita
(Maria Magdalena_ Yoh. 20:1-18)
Biasanya ketika orang Yahudi berduka,
kerabat terdekat akan tetap berkabung di rumah selama tujuh hari; Maria Magdalena, adalah seorang
perempuan yang dibebaskan oleh Tuhan Yesus dari tujuh roh jahat yang
merasukinya (Luk. 8:2), yang sejak peristiwa itu menjadi salah seorang murid
yang begitu setia melayani. Diapun tengah bersedih karena peristiwa ini. Seperti halnya keluarga, mungkin ia juga akan tetap berada di dalam rumah seandainya tidak perlu menyelesaikan pekerjaan
yang belum selesai karena sabat (19:42). Jadi pagi itu ia bergegas untuk melihat Yesus yang telah dibaringkan
dalam kubur. Betapa terkejutnya ia setelah mendapati batu penutup telah
terguling dan kubur itu kosong. “Kemana tubuh Tuhanku?” Tanyanya. Rasanya belum
hilang rasa sedih karena penyaliban-Nya, kini bahkan melihat tubuh itupun dia
tak bisa.
Bagi orang yang pernah kehilangan seorang yang dikasihi, mungkin tidak
terlalu sulit untuk membayangkan rasa sedih Maria dari Magdala ini.
Perhatikanlah bagaimana ia “berdiri dekat kubur
itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,” sehingga bahkan suara Yesus pun sempat tak
dikenalinya. Yohanes menulis dalam 20:15-16, “Kata Yesus
kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?"
Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya:
"Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan
meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Namun seketika
suasana penuh kesedihan itu berubah saat ia menyadari bahwa orang yang yang
berbicara itu adalah Yesus. “16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!"
Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!",
artinya Guru.”
Dalam Novel berseri karya C.S. Lewis yang berjudul, “The Chronicles of Narnia: The Lion, the
Witch and the Wardrobe,” kini novel tersebut sudah difilemkan, ada sebuah adegan yang
menceritakan kematian Aslan, karena menggantikan Edmund. Kala itu, Lucy &
Susan begitu bersedih sehingga menunggui mayat Aslan hingga pagi, namun ketika
fajar tiba-tiba jasad Sang Aslan hilang, dan sesaat kemudian Aslan muncul
kembali dan nampak lebih kuat dari sebelumnya. Sungguh adegan yang menggetarkan
hati.
Pernahkah Anda membayangkan, ditinggal seseorang dan berpikir bahwa dia
tak mungkin kembali, namun tiba-tiba dia muncul di hadapan kita? Atau mungkin
kita punya seseorang yang kita kasihi namun berada di suatu tempat yang jauh,
lalu suatu hari, tanpa memberi kabar dia memberi kejutan dengan muncul begitu
saja? Tentulah ada rasa bahagia yang meluap dari dalam hati bukan? Begitulah kira-kira
perasaan seorang murid Yesus terhadap kebangkitan.
Memang banyak hal yang dapat saja membuat kita bersedih hari-hari ini,
kehilangan orang yang kita kasihi misalnya. Nah, kebangkitan Yesus menunjukan
kepada kita bahwa Dia tidak takluk kepada maut. Dia sanggup mengalahkannya.
Bukankah sangat masuk akal jika Diapun sanggup membangkitkan kita ataupun orang
yang kita kasihi dari kematian? Hanya percayalah kepada-Nya dan jangan bersedih
lagi.
II.
Kebangkitan Yesus Mengubah Ketakutan Jadi Keberanian
(10 Murid_Yoh. 20:19-23)
Bukan hanya kesedihan yang meliputi para murid kala itu, melainkan
ketakutan juga, lihat saja bagaimana dikatakan tentang mereka, “Ketika
hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di
suatu tempat dengan pintu-pintu yang
terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu
datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai
sejahtera bagi kamu!" 20 Dan
sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada
mereka. Murid-murid itu bersukacita
ketika mereka melihat Tuhan. 21 Maka
kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa
mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." 22 Dan sesudah berkata demikian, Ia
mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. 23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang,
dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya
tetap ada. (Yoh. 20:19-23)”
Dalam peristiwa ini ada beberapa hal, yakni, pertama, ada persekutuan yang luar
biasa. Kedua belas murid itu, kecuali Yudas dan
Thomas, dikumpulkan dan disatukan oleh sebuah komunitas yang berminat kepada
Mesias. Mereka mempertaruhkan diri untuk pensiun dari kurangnya simpati dari
luar, dan dari rasa takut terhadap orang-orang Yahudi. Ada kegembiraan di
antara mereka dengan laporan-laporan tentang Kebangkitan.
Kedua, munculnya Tamu Ilahi. Dia
tampil secara: Ajaib, Tidak terduga,
membawa Shalom, salam damai sejahtera, sapaannya menyentuh akor memori. Dan tidak
dapat dielakkan. "Dia menunjukkan kepada mereka
tangan-Nya!"
Ketiga, kita melihat adanya sukacita
yang tiba-tiba. Artinya, dari suasana yang mencekam lalu berubah drastis karena
pertemuan dengan Yesus. Ketegangan mereka berakhir; Ketakutan
mereka hilang; Harapan redup mereka terwujud; Keyakinan
mereka pada nubuatan-Nya digenapkan; Kesenangan
mereka sebagai masyarakat-Nya diperbarui; Kepercayaan
mereka pada misi Ilahi-Nya dihidupkan kembali.
Keempat, tentu inilah tujuan Yesus
bagi murid-murid, agar mereka menjadi saksi. Ada mandat suci yang dipercayakan.
Kristus -Lebih lengkap mengulangi ucapan-Nya sebelumnya; Menginstruksikan
mereka untuk mengabdikan hidup mereka pada deklarasi pikiran Allah, dan
penerbitan Injil pengampunan bagi orang-orang yang bersalah; Menambahkan
martabat pada tugas mereka dalam membandingkannya dengan misi-Nya sendiri;
kemudian memberikan kualifikasi yang diperlukan: Memberikan
kuasa rohani kepada pemberita Injil dan memberi rahmat dan
berkat kepada pendengar yang setia.
Kebangkitannya telah mengubah
ketakutan menjadi keberanian dan kepercayaan diri yang penuh kepada para murid.
Sekarang tidak ada lagi yang menakutkan bagi mereka. Tidak heran mereka relakan
segalanya, bahkan nyawa demi kesaksian tentang kebangkitan Yesus dari antara
orang mati.
Roma 8:35-39 “35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?
Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan,
atau bahaya, atau pedang? 36 Seperti ada
tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari,
kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." 37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari
pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun
hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada
sekarang, maupun yang akan datang, 39
atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu
makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita.
Sekarang, apakah yang sedang menakutimu? Masa
lalumu kelam? Atau masa kini yang melelahkan? Atau mungkin juga masa depan yang
tampak suram? Saya ingin memberi tahu ini: Yesus bangkit, harapan ada. Dia ada
bersama dengan kita kapan dan di manapun karena Dia Allah Imanuel. Allah yang
menyertai umat-Nya. Jangan takut lagi.
III.
Kebangkitan Yesus Mengubah Keraguan Jadi Keyakinan (Thomas_Yoh.
20:24-31)
Dalam kisah sebelumnya,
nampaknya Thomas absen dari pertemuan, entahlah kemana dia saat itu. Setelah dia kembali dan memperoleh informasi
dari kesepuluh temannya, iapun tak dapat mempercayainya, “Tomas berkata kepada mereka:
"Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku
mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam
lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yoh. 20:25).
Rupanya Thomas adalah, seorang
yang melankolis. Ia melihat
secara konstitusional dan kebiasaan di sisi gelap, Thomas lebih suka berjalan
di sisi jalan yang teduh (Yohanes 11:16). Penilaian yang lambat. Tomas tidak
pernah melakukan perjalanan lebih cepat daripada pengertian atau alasannya, dan
ia tidak pernah tergesa-gesa dalam membuat keputusan (Yohanes 14:
5). Ia juga adakah orang yang pikirannya
kritis. Thomas suka mencari hal-hal lebih dalam, untuk melihat
sebelum dia percaya (ver. 25). Ia punya spirit yang berani.
Dia tidak takut menghadapi bahaya dan kematian dan untuk Tuannya (Yohanes
11:16), meskipun panik, seperti yang lain, dia meninggalkan Kristus dan
melarikan diri. Ia juga hati yang teguh.
Setelah ia yakin terhadap sebuah penilaian,
hatinya tidak pernah ragu lagi, seperti dalam
peristiwa ini. Tomas menjawab tegas “Ya Tuhanku dan Allahku!”
Bukankah banyak orang seperti Tomas,
mungkin Anda adalah salah satunya, Tuhan Yesus tidak berkeberatan membuktikan
kebangkitan-Nya kepada Tomas, tetapi ada kritik yang dilontarkan-Nya kepada
Thomas, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka
yang tidak melihat, namun percaya. Yoh.
20:29.”
Ada yang pernah bilang begini,
“keselamatan dalam Kristen enteng sekali ya” hanya percaya saja sudah selamat.
Saya ingin bertanya, jawablah dengan jujur, “benarkah percaya saja itu mudah?”
banyak kali bahkan orang yang sudah Kristen sejak dalam kandungan, sulit untuk
percaya. Mulai dari percaya bahwa kematian Yesus cukup dan sempurna untuk
menyelamatkan mereka, hingga mempercayai bahwa Yesus sanggup mengerjakan
mujizat pada masa kini. Benarkah enteng untuk percaya? tidak kawan. Untuk
percaya, kita butuh keberanian yang sangat besar.
Kebangkitan Yesus telah mengubah
Tomas yang ragu-ragu menjadi yakin sepenuhnya bahwa Yesus adalah Tuhan dan
Allahnya. Tuhan dan Allah kita. Dari dampak kebangkitan ini kita melihat
penekanan penulis dalam setiap peristiwa, pada Maria, menekankan kasih; pada 10
murid pada pengharapan; dan pada Tomas pada iman. Apakah ini terdengar tidak
asing bagi Anda? Iya kita sangat familiar dengan ketiganya, iman, pengharapan,
dan kasih. Tetaplah menaruh pengharapan dalam Kristus yang telah bangkit itu.
Amin.